Minggu, 25 Desember 2011

Media peta pikiran berwarna

Media
Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. “Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan” (Sadiman dkk; dalam Tegeh 2008).
Dengan demikian, media dapat diartikan sebagai segala bentuk yang dikatakan untuk membawa/menyampaikan/menyajikan suatu pesan yang berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik dan sebagaimana yang digunakan menyampaikan informasi.
Media sebagai suatu komponen sistem pembelajaran, mempunyai fungsi dan peranan yang sangat vital bagi kelangsungan pembelajaran. Sebagai komponen sistem pembelajaran, media memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi komponen-komponen lainnya. Media sebagai komponen yang dimuati pesan pembelajaran untuk disampaikan kepada pebelajar.
Sudana Degeng (dalam Tegeh 2008) menyatakan:
Secara garis besar fungsi media adalah: (1) menghindari terjadinya verbalisme; (2) membangkitkan minat/motivasi; (3) menarik perhatian peserta didik; (4) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran; (5) mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar; dan (6) mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Pendapat senada dari ahli lain seperti Ibrahim, dkk (dalam Tegeh 2008) menjelaskan fungsi media pembelajaran ditinjau dari dua hal, yaitu proses pembelajaran sebagai proses komunikasi dan kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungannya. Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai proses komunikasi, maka fungsi media adalah pembawa informasi dari sumber (guru) kepada penerima (siswa). Ditinjau dari proses pembelajaran sebagai kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungannya, maka fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan komunikasi yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
1.      Tiga kelebihan kemampuan media manurut Garlach and Ely (dalam tegeh 2008)
a.       Kemampuan fiksatif, artinya memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan kemudia menyampiakan kembali suatu objek atau kejadian.
b.      Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulative) sesuai keperluan.
c.       Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang besar berjumlah dalam satu kali penyajian secara serempak.
2.      Hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran
a.       Verbalisme artinya siswa dapat menyebutkan kata. Tetapi tidak mengetahui artinya.
b.      Salah tafsir artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswanya.
c.       Perhatian tidak terpusat yang terjadi karena beberapa hal antara lain: karena gangguan fisik, adanya hal lain yang menarik siswa daripada pelajaran, siswa melamun, cara mengajar guru yang membosankan, dan lain-lain.
d.      Tidak  terjadi pembentukan tanggapan atau pemahaman yang utuh dan berarti, kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis.
Berdasarkan kelebihan atau keistimewaan yang dimiliki serta terjadinya hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran, maka dapat disimpulkan media juga berfungsi untuk menghindari terjadinya verbalisme, membangkitkan minat atau motivasi, menarik perhatian siswa, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan ukuran, mengaktifkan siswa, serta mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif dan efisien.

2.2.2  Peta Pikiran Berwarna
Pemetaan Pikiran  yang dalam bahasa Inggrisnya Mind Mapping adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan. (Anonim : 2010).
Selain itu, Joyce Wycoff juga berppendapat mengenai pemetaan pikiran. Menurut Joyce Wycoff (2002 : 63-64) “pemetaan pikiran adalah salah satu teknik yang merupakan bentuk ketrampialn yang paling efektif dalam proses berfikir kreatif”.
Menurut Yovan (dalam Mahmuddin : 2000), “mind maping adalah teknik menulis dimana dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi”. Hal ini utamanya disebabkan karena mind mapping dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, mind mapping mampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu dan cenderung membosankan menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh siswa. 
Menurut Tony Buzan dalam bukunya yang berjudul “The Ultimate Book of Mind Maps”, (dalam Joyce Wycoff, 2002:63) “Mind Map adalah alat pikir organisasional yang sangat hebat”, selain itu, Tony Buzan juga berpendapat bahwa  Mind Map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran manusia.
Berdasarkan pendapat beberpa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Mind Map (Peta Pikiran) adalah merupakan sistem pembelajaran secara kreatif yang sesuai dengan cara kerja otak kita menggunakan potensi dan kapasitas otak  secara benar dan efisien dengan memanajemen otak kiri dan otak kanan.
Peta pikiran bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan grafis sehingga mudah dipahami yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. mind maping juga memudahkan siswa mencari kata kunci yang ingin ditemukan siswa.
Menurut Joyce Wycoff (2002 : 65-66) penggunaan pemetaan pikiran hampir tak terbatas. Berikut ini penggunaan pemetaan pikiran yaitu:
1.      Penulisan
Pemetaan pikiran membantu seseorang untuk menyusun bahan tulisan, baik untuk laporan dalam pekerjaan maupun menggali tokoh dalam suatu cerita sehingga tulisan akn lebih dalam dan kaya. Seseorang dapat menangani bahan tulisan sedemikian cepatnya sehingga bisa dikatakan pemetaan pikiran membantu mengatasi rintangan menulis, dan memungkinkan kelancaran aliran proyek menulis.
2.      Managemen Proyek
Pemetaan pikiran adalah cara yang baik sekali unutk memulai “pemecah-mecahan” suatu proyek jadi beberapa bagian kecil. Seseoorang dapat memperoleh struktur dasar proyek untuk dipetakan dalam beberapa menit.
3.      Curah Gagasan atau Brainstorming
Kegiatan curah gagasan baik kelompok maupun perseorangan cocok dengan teknik pemetaan pikiran yang strukturnya mengalir bebas.
4.      Rapat
Sebagian besar waktu kerja digunakan untuk menghadiri rapat. Pemetaan pikiran menjadikan waktu rapat lebih produktif.


5.      Daftar Tugas
Jika daftar tugas yang digunakan sebelumnya kurang berhasil, pemetaan pikiran adalah solusinya.
6.      Presentasi
Dengan pemetaan pikiran, seseorang dimudahkan untuk mempersiapkan pidato, hal ini membantu pendengar mengerti dan mengingat isi presentasi dengan baik.
7.      Penulisan Catatan
Metode pencatatan pemetaan pikiran yang menarik secara visual membantu seseorang mengelola informasi saat seseorang diterima, menambahkan kaitan dan asosiasi, serta menjadikan informasi lebih lama bertahan dalam ingatan.
8.      Pengembangan Kepribadian
Pemetaan pikiran memanfaatkan isi pemikiran yang paling dalam dan merupakan metode efektif untuk menemukan inner self atau diri kita yang terdalam.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemetaan pikiran dapat memberikan beberapa kemudahan bagi pengguna tau pembuat karena dapat menghemat waktu, meningkatkan daya ingat, serta meningkatkan kreatifitas.
Adapun unsur-unsur pemetaan pikiran menurut Joyce Wycoff (2002:66-67) adalah sebagai berikut.
1.      Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman.
2.      Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
3.      Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
4.      Hanya satu kata kunci ditulis per baris.
5.      Gagasan kata kunci dihubungkan ke focus pusat dengan garis.
6.      Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan.
7.      Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.
Sementara itu, Tony Buzan (dalam Anonim : 2010) mengusulkan menggunakan struktur dasar Pemetaan Pikiran sebagai berikut .
1.      Mulai dari tengah dengan gambar Tema, gunakan minimal 3 warna.
2.      Gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi diseluruh Peta Pikiran yang dibuat.
3.      Pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil .
4.      Tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri.
5.      Garis-garis itu saling dikaitkan, mulai dari tengah yaitu gambar Tema Utama. Garis bagian tengah tebal, organis, dan mengalir dari pusat keluar, menjulur seperti akar, atau pancaran cahaya.
6.      Buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata.
7.      Gunakan warna – kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat.
8.      Kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu, dan penampilan khas di Peta Pikiran yang dibuat. Jadi peta pikiran setiap orang tidak harus sama, meskipun tema yang dibahas sama.
9.      Gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat.
10.  Biarkan peta pikiran itu jelas, menggunakan hirarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.
Dengan cara yang lebih bebas, warna-warni, dan gambar, pemetaan pikiran menjadi berbeda dengan metode curah gagasan yang sudah dikenal luas. Hasilnya bisa mencengangkan karena dapat menemukan solusi inovatif untuk suatu Tema Utama yang menjadi fokus perhatian. Selain itu, pemetaan pikiran juga dapat mengidentifikasi masalah di bagian sub-tema yang disusun oleh kata kunci hasil curah gagasan.
Langkah-langkah untuk membuat peta pikiran berwarna menurut Tony Buzan adalah sebagai berikut:
1.      Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.
2.      Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda. Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap fokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
3.      Gunakan warna. Karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran atau peta pikiran kita lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
4.      Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Penghubungan cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan struktur dasar atau arsitektur pikiran kita. Ini serupa dengan cara pohon mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama. Jika ada celah-celah kecil di antara batang sentral dengan cabang-cabang utamanya atau di antara cabang-cabang utama dengan cabang dan ranting yangg lebih kecil, alam tidak akan bekerja dengan baik.
5.      Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata.
6.      Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibelitas kepada mind map. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih bebas dan karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru. Kalimat atau ungkapan cenderung menghambat efek pemicu ini. Peta pikiran yang memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya bekerja. Peta pikiran yang memiliki kalimat atau ungkapan adalah seperti tangan yang semua jarinya diikat oleh belat kaku.
7.      Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map, mind map kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan (Anonim : 2010).
Untuk membuat peta pikiran dapat juga mengikuti langkah-langkah berikut:
Adapun manfaat dari pemetaan pikiran adalah sebagai berikut.
1.      Secara Umum
a.       Melihat gambaran “keseluruhan”
b.      Mengingat dengan baik
c.       Menjadi lebih kreatif
d.      Mudah membuat detail rencana
e.       Memudahkan berkomunikasi
f.       Menghemat waktu
g.      Memecahkan masalah
h.      Mudah berkonsentrasi
i.        Mengatur dan menjernihkan fikiran
j.        Dapat tetap bertahan hidup
2.      Untuk Pelajar/Siswa
a.       Belajar lebih cepat dan efisien
b.      Belajar dengan lebih mudah
c.       Belajar lebih menyenangkan
d.      Lulus ujian dengan nilai-nilai baik.
Pemetaan pikiran berwarna digunakan saat-saat sebagai berikut.
1.        Saat ingin menemukan ide yang inovatif dan jalan keluar yang kreatif.
2.        Saat memahami suatu hal seperti : membaca buku, materi, ataupun yang lain.
3.        Saat ingin mengingat informasi secara efektif dan efisien.
4.        Saat ingin menetapkan tujuan, dan langkah-langkah untuk mencapainya.
5.        Saat sedang berfikir untuk mengubah dan meningkatkan prestasi atau karir.
Dalam membuat peta pikiran beberapa hal yang penting ditambahkan adalah warna, musik, dan gambar.
1.      Warna
Menurt Arniti Kusmiati dan Pramudji Suptandar
(dalam Anonim : 2010) menyatakan bahwa warna adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi.
Selain itu, Mita Purbasari (dalam Anonim : 2010) juga memberikan definisi mengenai warna. Menurut Mita Purbasari warna merupakan suatu alat komunikasi efektif untuk mengungkapkan pesan, ide atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal-usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan pendesain dalam berkarya.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat diatas, dapat disimpulkan bahwa warna memiliki aspek emosi dan psikologi, begitu pula dengan aspek dimensi warna (value, intonasi dan temperatur). Kontras dalam value mengakibatkan efek yang tetap dan obyektif. Selain itu, Joyce Wycoff juga memberikan pendapat mengenai penggunaan warna dalam peta pikiran. Menurut Joyce Wycoff, warna dapat digunakan dalam beberapa cara :
a.       Penataan
Warna bisa digunakan untuk menyoroti wilayah-wilayah berbeda dip eta pikiran.
b.      Urun Rembuk
Setelah sesi awal urun rembuk, mungkin ingin kembali dan menyoroti gagasan dengan warna lain untuk urun rembuk berikutnya, atau untuk memilih poin-poin kunci.
c.       Presentasi
Informasi yang dipresentasikan dalam wilayah yang ditandai dengan warna lebih mudah diingat. Orang akan mengingat informasi di “bagian merah” atau di “bagian hijau”.
d.      Aliran gagasan
Jika energy menurun, atau gagasan berhenti ketika memetakan pikiran, mengubah warna kadang-kadang dapat membantu dimulainya saluran pemikiran lain.
Carlton Wagner, Directur Wagner Institute for Color Research mengatakan bahwa warna diproses secara berurutan, dan warna pertama yang diproses adalah kuning. Oleh sebab itu, ketika ingin menyoroti gagasan atau poin kunci, soroti dengan warna kuning sehingga pembaca dan menyusun akan merasakan terlebih dahulu poin tersebut dibandingkan poin-poin lain (dalam Joyce Wycoff, 2002 : 77-78).
2.        Gambar dan Lambang    
Gambar dan lambang adalah stenografi bagi otak. Bagian kanan otak cepat merasakan gambar dan pola. Menambahkan lambang dan gambar pada peta pikiran membantu menyampaikan pesan secar visiual dalam benak.
3.      Musik
Musik juga berkomuniikasi langsung dengan otak kanan menghidupkan bagian proses berfikir. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar